KEBAHAGIAAN ITU ADA BILA KITA DAPAT MENSYUKURI SESUATU YANG KITA MILIKI

Rabu, 03 Agustus 2011

tugas 2 operasi bentuk aljabar


NAMA      :                                                    KELAS          :

TUGAS  2 MATEMATIKA KELAS  8D
KERJAKANLAH SOAL SOAL DIBAWAH INI

1.        Tentukan jumlah dari  5x + 8 dan 7x - 2
       Jawab
       =
       =
2.        Tentukan jumlah dari 8x2  + 10 x – 21 dan 6x2 - 16 x + 20
       Jawab
       =

3.        Tentukan jumlah dari 2 ( 3x + 5y -3 ) dan 4 ( 3y – 4x +6 )
        Jawab
       =

4.        Kurangkanlah   5x +8 dari  11x + 10
       Jawab
       =
5.        Kurangkanlah 9x – 10 b dari 6x + 15b
       Jawab
       =
       =
6.        Kurangkanlah  -6x – 34 xy -2y dari -7x +9xy +8y
       Jawab
        
       =
7.        Kuangkanlah  4 (3x + 5y -7 ) dai 3(5x +4y  - 8 )
       Jawab
       =
        =
8.        Hasil perkalian ( x + 3) ( x + 5 ) adalah ( lihat contoh pekalian suku dua di LKS atau buku sumber )
       Jawab
       =

tugas 1 operasi bentuk aljabar

NAMA      :                                                                KELAS          :

TUGAS MATEMATIKA KELAS  8D
KERJAKANLAH SOAL SOAL DIBAWAH INI

1.        Sederhanakanlah   10x + 3y – 12y – 4 x
       Jawab
       =
       =
       =
2.        Sederhanakanlah  4a + 10b -9a +12ab
       Jawab
       =
       =
       =
3.        Ubahlah bentuk perkalian berikut kedalam bentuk penjumlahan
        2 ( 4x + 5 )
       Jawab
       =
       =
       =
4.        Ubahlah bentuk perkalian berikut kedalam bentuk penjumlahan
        -2a(4 + 5b)
       Jawab
       =
       =
       =
5.        Sederhanakanlah  4a + 3(2a +b)
       Jawab
       =
       =
       =
6.        Sederhanakanlah 8(3x + 4y) – 5(4x – 6y)
       Jawab
       =
       =
       =
7.        Hasil penjumlahan  2x + 5y dengan 3x + 4y adalah ... .
       Jawab
       =
       =
       =
8.        Hasil penjumlahan  2(3x + 5y + 3 ) dan 4(2y – 3x + 6)
       Jawab
       =
       =
       =

Sabtu, 30 April 2011

Renungan

MENJADI GURU TRANSFORMASIONAL:
DIUBAH ATAU BERUBAH


Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga.


(Manajemen Perubahan dalam buku Change karya Renald Kasali, Ph.D).


Melihat kutipan di atas, mungkin rekan-rekan pembaca dan pengunjung blog ini akan berpikir: Apa yang perlu diubah dari seorang guru (matematika)? Uraian berikut, semoga membuka hati pembaca, khususnya Bapak/Ibu Guru untuk merenunginya.
Banyak di kalangan guru saat ini sudah sangat menikmati posisinya masing-masing pada
comfort zone. Zona kenyamanan: kenaikan pangkat yang mudah, gaji rutin, waktu mengajar yang relatif ringan, bebas audit kinerja yang rumit dan zona kenyamanan lain yang saat ini banyak diirikan orang (profesi) lain. Geliat guru dari ”tidur panjang” baru nampak ketika pemerintah mulai mengimplementasikan UU Guru dan Dosen tentang Sertifikasi, dengan harapan dapat meningkatkan profesionalisme guru. Ya ”SERTIFIKASI” dan ”PROFESIONALISME GURU”.
Dua topik tersebut yang sekarang menjadi bahan perbincangan di manapun berada baik oleh guru maupun bukan guru. Tetapi saya melihat nampaknya kata ”SERTIFIKASI” ini sekarang tak ubahnya ”pundi-pundi emas” yang selalu diimpi-impikan hampir seluruh guru di Indonesia. Saya katakan ”hampir” tidak ”semua”, karena masih ada sebagian kecil guru (termasuk saya) yang ”skeptis” terhadap harapan yang mengikutinya yaitu ”PROFESIONALISME GURU”.
Harapan dan tujuan pemerintah melakukan serifikasi untuk menjadikan guru yang ”profesional, bermartabat, sejahtera dan terlindungi’ adalah tujuan yang sangat mulia dan merupakan ’’angin surga” bagi guru. Sayangnya dalam mencapai tujuan tersebut kadang tidak diimbangi guru dengan upaya-upaya yang ’profesional dan elegan’ untuk mendapatkan predikat guru yang profesional. Banyak kecurangan yang terjadi di lapangan dilakukan oleh guru asal segera mendapatkan predikat ”LOLOS SERTIFIKASI” (seperti yang pernah saya posting dalam blog Dr. Marsigit).
Sebagai guru, kadang terusik nurani saya, melihat betapa banyaknya guru di sekitar kita yang meskipun telah lolos sertifikasi tapi
mindset-nya kayak lagunya Dian Pisesha yang sering saya nyanyikan waktu saya SD dulu alias ”AKU MASIH SEPERTI YANG DULU”. Banyak guru hanya memikirkan makna sejahtera (uang/tambahan penghasilan) bagi diri sendiri, yang penting dapat tunjangan tanpa berusaha mengimbanginya dengan usaha-usaha untuk mentransformasi dirinya ke arah profesional. Secara sepihak saya juga tidak menyalahkan guru tersebut, ataukah sistem yang selama ini sangat ”memanjakan” guru dan model sertifikasi (Portofolio) yang salah sehingga tidak membuat guru ”bangun” dari ”comfort zone”, tetapi hanya ”menggeliat” dan ”tidur lagi”. Rasanya semuanya tergantung penilaian diri masing-masing dan kembali pada nurani kita sebagai guru.
Lewat kutipan saya dari bukunya Rhenald Kasali di atas, saya berharap dan mengajak kepada pengunjung blog ini dan khususnya rekan-rekan guru Peserta Sertifikasi Jalur Pendidikan Matematika UNY 2008, marilah jangan kita sia-siakan kesempatan yang kita dapatkan ini dan senantiasa kita perlu ”mengupgrade diri”, sehingga kita selalu adaptif terhadap perubahan. Seperti kutipan Charles Darwin (Rhenald Kasali, 2006: 17) bahwa ”bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang melainkan yang paling adaptif”, yaitu mereka yang selalu menyesuikan diri terhadap perubahan. Meskipun konteks kalimat tersebut dalam perusahaan, menurut saya ini sangat relevan dengan profesi kita sebagai guru. Lantas mengapa guru harus berubah? Dan apa yang perlu kita ”upgrade”?.
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegembiraan. Guru pun demikian. Ketika guru dalam kondisi
comfort zone, kadang-kadang kenyamanan membuat guru menjadi malas. Dan mungkin itu yang terjadi selama ini.
Oleh karena itu, sekali lagi saya mengajak kepada semuanya. Marilah kita manfaatkan hidup ini dan mensyukuri apa yang telah Alloh anugerahkan kepada kita bahwa kita guru untuk selalu berbenah dan berubah ke arah lebih baik. Ibarat processor komputer sudah tidak compatible lagi kita rasanya saat ini menggunakan processor Pentium, jaman sudah berubah dan beban kerja juga bertambah. Sudah saatya kita memakai processor Core Duo atau bahkan Core 2 Duo.
Sudah saatnya mindset lama sebagai guru ”ngene wae mlaku” diubah. Menjadi guru yang selalu berusaha mensejahterakan diri dengan manjadi guru yang ”up to date”, selalu meng”upgrade” diri, menjadi guru yang pembelajar sehingga menjadi guru yang mampu menciptakan kehidupan yang lebih berguna dan bermakna bagi anak didik kita. Di mana salah satunya kita perlu menyesuaikan diri dengan perubahan dengan belajar dan terus belajar, karena perubahan hanya bisa terjadi bila ada kemampuan dan kemauan untuk belajar.
Semuanya kembali kepada hati nurani kita sebagai guru. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi bapak/ibu guru yang lain.... Amin. ( dicopy dari www.mulyatisolo.blogspot.com )
4 komentar
0 komentar

Jumat, 04 Maret 2011

KONSEP JARING JARING BALOK

" JARING JARING BALOK ADA 54 MODEL"

Jaring-jaring Balok
Kegiatan diawali dengan pemberian apersepsi oleh
guru, bahwa dalam kegiatan sebelumnya, siswa telah
mengetahui adanya persamaan dan perbedaan antara
kubus dan balok. Oleh karenanya untuk membuat
jaring-jaring sebuah balok didapati pula cara-cara yang
sama dengan pembuatan jaring-jaring kubus.
Perbedaannya hanyalah terletak pada bangun-bangun
yang membentuk jaring-jaringnya.
Selanjutnya guru dapat mengajukan pertanyaan :
a) Rangkaian bangun datar apakah yang membentuk
jaring-jaring kubus?
Jawab: jaring-jaring kubus terdiri dari rangkaian
enam daerah persegi yang sama ukurannya.
b) Pertanyaan : Bagaimana halnya dengan jaringjaring
balok?
Jawaban yang diharapkan: jaring-jaring balok
terdiri dari rangkaian enam persegipanjang yang
dua-dua sama bentuk dan ukurannya.
Cara menemukan rangkaian yang merupakan jaringjaring
sebuah balok dengan cara memotong pada
rusuk-rusuknya langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
a) Dengan cara memotong model balok pada rusukrusuk
tertentu maka akan dihasilkan sebuah jaringjaring
balok. Cara pemotongan yang sama apabila
dimulai dari sisi yang berbeda akan menghasilkan
bentuk jaring-jaring yang berbeda pula.
b) Dalam membuat jaring-jaring balok maka yang
lebih mudah jika berpangkal pada jaring-jaring
kubus. Sebuah bentuk jaring-jaring kubus dapat
menjadi model bagi enam buah jaring-jaring balok,
disebabkan oleh sisi-sisi dari balok yang tidak
sama. Dengan demikian karena jumlah jaring-jaring
kubus ada 11 (sebelas) macam, maka dari 11 model
jaring-jaring kubus tersebut dapat menghasilkan
116= 66 jaring-jaring balok. Tetapi pada jaringjaring
kubus tertentu didapat 3 pasang jaring-jaring
balok yang kongruen, yaitu pada model jaringjaring
kubus sebagai berikut :
model 141 ada 2
model 222 ada 1
model 33   ada 1
Sehingga jaring-jaring balok yang dihasilkan
berbeda satu dengan lainnya ada sebanyak 54 buah
jaring-jaring balok (66 – 12 = 54)